A.
Perkembangan Kesehatan Mental Menurut
Allport
Allport
percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan
dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak
sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar,
menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan
itu juga.
Kepribadian
yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak.
Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja,
misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan
tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang
paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau
“homeostatis”.
Manusia
yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang
bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan,
dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress
yang lebih tinggi.
Menurut
Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan
dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan
tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada
hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas
apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka
baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
B.
Konsep Kepribadian Sehat Menurut
Allport
Secara umum
teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu
telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan
penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat
manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu
pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat,
inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (Dalam Alwisol, 2009). Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah kepribadian
merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait. Dalam
pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati menyadari istilah
karakter dan temperamen.
· Karakter
(watak) adalah segi
kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai memiliki karakter baik atau
buruk.
· Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan
faktor biologis atau fisik. Dalam hal ini hereditas memainkan peranan penting
dan bersama intelegensi dan fisik membentik kepribadian.
Kemudian
Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang
sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi
kelebihan Allport adalah tentang antisipasi. Dalam teori Allport antisipasi
adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk
identitas diri kita. Allport
ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang
terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata
itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya
tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium
dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti
dalam kata “appropriate”.
Proprium menunjuk epada sesuatu
yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berarti bahwa proprium
(self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat
pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang
unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Proprium berkembang dari masa bayi
sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi
perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan
dalam suatu konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari
tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat
untuk suatu kepribadian yang sehat.
C.
Kepribadian Sehat Menurut Allport
Allport memiliki pandangan mengenai
sifat khusus dari kepribadian sehat berdasarkan tujuh kriteria kematangan,
yaitu:
1. Perluasan
Perasaan Diri
Seseorang dikatakan matang apabila
ia dapat mengembangkan perhatian-perhatian diluar dirinya. Namun, tidak cukup
hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri, seperti
pekerjaan. Seseorang harus menjadi pertisipan yang langsung yang dan penuh.
Allport menamakan hal ini sebagai pertisipan otentik yang dilakukan oleh orang
dalam beberapa suasana yang penting dari usaha menusia. Dalam pandangannya,
suatu aktivitas harus relavan dan penting dan harus berarti bagi orang itu.
Misalnya apabila anda mengerjakan sesuatu pekerjaan karena anda percaya bahwa
pekerjaan itu penting, karena pekerjaan itu membuat anda merasa nyaman, maka
anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan itu.
Semakin seseorang terlibat dalam
berbagai aktivitas, maka semakin juga ia akan sehat secara psikologis. Perasaan
partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan, hubungan dengan keluarga,
teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu:
kapasitas untuk keiintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang
sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keiintiman atau cinta terhadap
orangtua, anak, partner, dan teman akrab. Namun, untuk orang-orang yang
neurotis hubungan kapasitas keiintiman (cinta) memiliki perbedaan dengan
orang-orang yang normal. Orang neurotis menerima cinta jauh lebih banyak
daripada kemampuan mereka untuk memberikan cinta. Apabila mereka memberikan
cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat yang tidak bersifat timbal
balik. Sedangkan bagi seseorang yang normal atau sehat cinta diberikat tanpa
syarat.
Perasaan
terharu, tipe kehangatan yang kedua ini adalah dimana bagi orang yang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan,
ketakuta, dan kegalalan yang merupakan ciri dari kehidupan manusia. Orang sehat
memiliki rasa sabar dalam menghadapi tingkah laku orang lain dan tidak
mengadili atau menghukumnya begitu saja. Orang yang sehat juga senantiasa
menerima kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh orang lain karena ia menyadari
bahwa setiap manusia pasti memiliki kelemahan begitu pun dengan dirinya.
Sedangkan bagi orang yang neurotis memiliki rasa yang tidak sabar dalam
menghadapi perbedaan sifat, tingkah laku atau kelemahan dari setiap individu.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian
yang sehat, selain mampu menerima kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh orang
lain ataupun dirinya juga mampu menerima emosi-emosi dari orang lain.
Kepribadian yang sehat mampu mengintrol emosi-emosi mereka sehingga emosi-emosi
tersebut tidak mengganggu aktivitas-aktivitas pribadi maupun
aktivitas-aktivitas dengan orang lain. Akan tetapi orang-orang neurotis menyerah
pada emosi yang mendominasi mereka pada saat itu, mereka tidak mampu menahan
amarah atau kebencian misalnya.
Kausalitas
lain dari keamanan emosional menurut Allport adalah "sabar terhadap
kekecewaan", maksudnya adalah orang yang sehat akan senantiasa sabar dalam
menghadapi kemunduran atau kegagalan dalam hidupnya, mereka tidak menyerah diri
pada kekecewaan, mereka dapat menanggulangi perasaan kecewanya dan akan
memikirkan cara agar tidak larut dalam kekecewaan tersebut, lain halnya dengan
orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang
yang sehat memandang dunianya secara objektif bukan hanya khayalan semata.
Orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi semuanya
jahat ataupun baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realistis. Lain
halnya dengan orang-orang neurotis, mereka akan mengubah realitas yang ada agar
sesuai dengan apa yang mereka inginkan atauu harapkan.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya memfokuskan diri dalam hal
tersebut karena dengan kita fokus terhadap apa yang kita kerjakan, maka kita
akan memperoleh keberhasilan. Dalam keberhasilan yang kita dapat menunjukkan
bahwa kita memiliki suatu keterampilan dan bakat serta tentu saja kita memiliki
kemampuan sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan. Orang yang sehat mampu
menggunakan serta mengarahkan keterampilannya pada pekerjaan mereka namun,
keterampilan yang digunakan haruslah secara ikhlas, antusias, dan melibatkan
diri sepenuhnya pada pekerjaan mereka karena jika hanya memiliki keterampilan
namun tidak menggunakannya dengan ikhlas, antusias, dan fokus pada apa yang
kita kerjakan maka semua itu hanya sia-sia dan tidak akan mencapai keberhasilan
sepenuhnya.
Allport
mengutip apa yang dikatakan oleh Harvey Cushing, seorang hali bedah otak yang
terkenal, yaitu "Satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah
menyelesaikan suatu tugas", maksudnya adalah didalam suatu kehidupan pasti
kita memiliki banyak tugas, bagi orang yang sehat apabila ingin melanjutkan
kehidupan dengan baik, maka mereka harus menyelesaikan satu persatu tugas yang
dimilikinya jika mereka terus menerus mengabaikan tugas tersebut, maka
kehidupannya akan terhambat karena masih banyak tugas yang belum terselesaikan
sehingga sudah pasti mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan dengan baik.
6. Pemahaman Diri
Orang
yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan suatu gambaran
diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang
tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative
pada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan
diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan
diri yang kurang.
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang
yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang.
Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini sebagai “arah” dan lebih
kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang yang
neurotis. Memiliki
nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yag sehat dari orang yang
neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki
nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara sehingga tidak cukup
kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara
hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara
hati yang tidak matang atau neurotis sama seperti suara hati kanak-kanak, yang
patuh, membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang
dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Sedangkan suara hati yang
matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tangggung jawab kepada diri sendiri
dan orang lain.
Daftar Pustaka
Alwisol, (2009). Psikologi Kepribadian. UMM Press: Malang.
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: KANISUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar