Senin, 11 April 2016

Kesehatan Mental Menurut Gordon W. Allport


A.    Perkembangan Kesehatan Mental Menurut Allport
Allport percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang lebih tinggi.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.

B.    Konsep Kepribadian Sehat Menurut Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
            Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (Dalam Alwisol, 2009). Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait. Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati menyadari istilah karakter dan temperamen.
·      Karakter (watak) adalah segi kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai memiliki karakter baik atau buruk.
·      Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis atau fisik. Dalam hal ini hereditas memainkan peranan penting dan bersama intelegensi dan fisik membentik kepribadian.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi. Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Allport ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”.
Proprium menunjuk epada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berarti bahwa proprium (self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam suatu konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
 
C.    Kepribadian Sehat Menurut Allport
Allport memiliki pandangan mengenai sifat khusus dari kepribadian sehat berdasarkan tujuh kriteria kematangan, yaitu:
1.  Perluasan Perasaan Diri
      Seseorang dikatakan matang apabila ia dapat mengembangkan perhatian-perhatian diluar dirinya. Namun, tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri, seperti pekerjaan. Seseorang harus menjadi pertisipan yang langsung yang dan penuh. Allport menamakan hal ini sebagai pertisipan otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha menusia. Dalam pandangannya, suatu aktivitas harus relavan dan penting dan harus berarti bagi orang itu. Misalnya apabila anda mengerjakan sesuatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, karena pekerjaan itu membuat anda merasa nyaman, maka anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan itu.
             Semakin seseorang terlibat dalam berbagai aktivitas, maka semakin juga ia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan, hubungan dengan keluarga, teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu: kapasitas untuk keiintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keiintiman atau cinta terhadap orangtua, anak, partner, dan teman akrab. Namun, untuk orang-orang yang neurotis hubungan kapasitas keiintiman (cinta) memiliki perbedaan dengan orang-orang yang normal. Orang neurotis menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberikan cinta. Apabila mereka memberikan cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat yang tidak bersifat timbal balik. Sedangkan bagi seseorang yang normal atau sehat cinta diberikat tanpa syarat.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua ini adalah dimana bagi orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakuta, dan kegalalan yang merupakan ciri dari kehidupan manusia. Orang sehat memiliki rasa sabar dalam menghadapi tingkah laku orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya begitu saja. Orang yang sehat juga senantiasa menerima kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh orang lain karena ia menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kelemahan begitu pun dengan dirinya. Sedangkan bagi orang yang neurotis memiliki rasa yang tidak sabar dalam menghadapi perbedaan sifat, tingkah laku atau kelemahan dari setiap individu.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat, selain mampu menerima kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh orang lain ataupun dirinya juga mampu menerima emosi-emosi dari orang lain. Kepribadian yang sehat mampu mengintrol emosi-emosi mereka sehingga emosi-emosi tersebut tidak mengganggu aktivitas-aktivitas pribadi maupun aktivitas-aktivitas dengan orang lain. Akan tetapi orang-orang neurotis menyerah pada emosi yang mendominasi mereka pada saat itu, mereka tidak mampu menahan amarah atau kebencian misalnya.
Kausalitas lain dari keamanan emosional menurut Allport adalah "sabar terhadap kekecewaan", maksudnya adalah orang yang sehat akan senantiasa sabar dalam menghadapi kemunduran atau kegagalan dalam hidupnya, mereka tidak menyerah diri pada kekecewaan, mereka dapat menanggulangi perasaan kecewanya dan akan memikirkan cara agar tidak larut dalam kekecewaan tersebut, lain halnya dengan orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunianya secara objektif bukan hanya khayalan semata. Orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi semuanya jahat ataupun baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realistis. Lain halnya dengan orang-orang neurotis, mereka akan mengubah realitas yang ada agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan atauu harapkan.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya memfokuskan diri dalam hal tersebut karena dengan kita fokus terhadap apa yang kita kerjakan, maka kita akan memperoleh keberhasilan. Dalam keberhasilan yang kita dapat menunjukkan bahwa kita memiliki suatu keterampilan dan bakat serta tentu saja kita memiliki kemampuan sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan. Orang yang sehat mampu menggunakan serta mengarahkan keterampilannya pada pekerjaan mereka namun, keterampilan yang digunakan haruslah secara ikhlas, antusias, dan melibatkan diri sepenuhnya pada pekerjaan mereka karena jika hanya memiliki keterampilan namun tidak menggunakannya dengan ikhlas, antusias, dan fokus pada apa yang kita kerjakan maka semua itu hanya sia-sia dan tidak akan mencapai keberhasilan sepenuhnya.
Allport mengutip apa yang dikatakan oleh Harvey Cushing, seorang hali bedah otak yang terkenal, yaitu "Satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas", maksudnya adalah didalam suatu kehidupan pasti kita memiliki banyak tugas, bagi orang yang sehat apabila ingin melanjutkan kehidupan dengan baik, maka mereka harus menyelesaikan satu persatu tugas yang dimilikinya jika mereka terus menerus mengabaikan tugas tersebut, maka kehidupannya akan terhambat karena masih banyak tugas yang belum terselesaikan sehingga sudah pasti mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan dengan baik.
6. Pemahaman Diri
Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative pada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
7.  Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini sebagai “arah” dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang yang neurotis. Memiliki nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yag sehat dari orang yang neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara sehingga tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang atau neurotis sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh, membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Sedangkan suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tangggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain.






Daftar Pustaka
Alwisol, (2009). Psikologi Kepribadian. UMM Press: Malang.
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: KANISUS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar