A.
Perkembangan
Kesehatan Mental Menurut Erich Fromm
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada
tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi di University Heidelberg pada tahun
1922. Beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada umur
12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat
keluarganya, bunuh diri.Ia juga mengalami sebagai anak dari orangtua yang
neurotis. Ia hidup dalam satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya
seringkali murung, cemas, dan muram. Ibunya menderita depresi hebat. Tampak
bahwa Fromm tidak dikelilingi orang-orang yang sehat.
Teori Erich fromm adalah teori yang
menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada
penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu
membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan
nilai yang ada pada masyarakat, Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam
dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana
mencitai atau bagaimana menemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya
dengan masyarakat yang otoriter karena manusia adalah makhluk yang memiliki
kesadaran pikiran dan akal sehat, seganggupan untuk mencintai, perhatian,
tanggung jawab, integritas dapat di lukai, serta mengalami kesedihan sehingga
apabila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan
tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental
menurut Erich Fromm. Fromm percaya bahwa kita semua memiliki
suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan
emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk
keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya kesempatan, kecenderungan yang diwariskan
ini akan berkembang, yang memberikan individu berkembang untuk menggunakan
sepenuhnya potensi yang ada.
B.
Konsep
Kepribadian Menurut Erich Fromm
Asumsi dasar Fromm adalah bahwa
keprinadian individu dapat dimengerti hanya dengan memahami sejarah manusia, ia
juga melihat kerpbadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu ia
percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya
masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu.
Suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan,
kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya. Sedangkan masyarakat
yang sehat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lai,
menjadi produktif, dan kereatif.
Konsep teori Eric From mengemukakan bahwa
manusia memiliki lima kebutuhan yaitu : (1) kebutuhan untuk mengadakan hubungan
atau kebutuhan akan menjalin hubungan, (2) kebutuhan akan transendensi atau
kebutuhan menjadi yang utama, (3) kebutuhan akan bersahabat, (4) kebutuhan untik
mengenal diri atau identitas diri, dan (5) kebutuhan akan penyusunan
rencana-rencana orientasi atau kebutuhan kerangka orientasi. Jika salah satu
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka individu akan merusahan
secara terus menerus untuk melengkapinya. Bentuk kebutuhan yang terpenuhi
manusia menunjukan suatu kestabilan.
Menurut Eric Fromm, kebutuhan-kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan manusiawi dan sungguh-sungguh objektif. Kebutuhan-kebutuhan
ini bukan diciptakan manusia melainkan secara kodrat mulai ditanamkan manusia
melalui proses evolusi. Fromm meyakini bahwa manifestasi kebutuhan-kebutuhan
ini ditentukan oleh peraturan-peraturan sosial yang ada dibawah kehidupannya.
Ia memberikan gambaran terhadap lima karakter social yang dikemukakan pada
masyarakat dewasa ini yaitu: menerima, keberanian, menyimpan, mengeluarkan dan
menghasilkan. Menurut Fromm manusia merupakan gabungan dari kelima karakter
tersebut, namun terdapat perbedaan dalam prilaku individu antara individu yang
satu dengan individu yang lainnya disebabkan ada karakter yang menonjal pada
setiap individu yang kekuatannya berbeda. Dengan demikian akan individu
memiliki karakteristik yang berbeda disebabkan kekuatan dari karakteristik yang
mendasarnya. Tipe-tipe ini yang menyebabkan perbedaan individu dalam
berhubungan dengan dunianya.
Menurut Fromm orang yang sehat akan
mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemanpuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, dan memiliki suatu
perasaan identitas yang kuat. Froom menyebut keprinadian yang sehat sebagai
orientasi produktif, yakni suatu konsep yang menggambarkan penggunaan yang
sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia.
Menjadi produktif berarti
individu dapat menggunakan semua tenaga dan potensinya. Kepribadian sehat dan
produktif menghasilkan sesuatu yang sangat penting, yaitu diri. Individu yang
sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan
menjadi sesuatu sesuai dengan kesanggupan mereka, dengan memenuhi kepasitas
mereka. Empat segi kepribadian yang sehat dapat membantu apa yang dimaksud
dengan orientasi produktif. Keempat segi itu adalah cinta yang produktif,
pikiran yang produktif, kebahagiaan, dan suara hati.
Cinta
yang produktif merupakan suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat
dimana partner–partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yaitu: perhatian, tanggungjawab, respek dan
pengetahuan. Pikiran yang produktif, meliputi
kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Kebahagiaan
merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan
orientasi produktif. Suara Hati, Fromm
membedakan suara hati menjadi 2 bagian, yaitu Suara hati otoriter adalah nilai penguasa dari luar yang
diinternalisasikan yang memimpin tingkah laku orang tersebut Suara hati humanistis adalah suara hati
dari diri sendiri, bukan dari suatu perantara dari luar. Suara hati humanistis
ini sebagai pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan
individual. Jadi, orientasi produktif adalah suatu keadaan ideal atau tujuan
perkembangan manusia dan belum pernah dicapai masyarakat menapun.
Fromm menyatakan bahwa satu perbedaan yang
penting antara manusia yang sehat secara mental dan manusia neurotik adalah
bahwa manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan
mereka, yaitu jawaban yang lebih sesuai dengan dengan jumlah kebutuhan manusia.
Dengan kata lain individu yang sehat lebih mampu menemukan cara untuk bersatu
kembali dengan dunia, dengan secara produkitf memenuhi kebutuhan manusiawi akan
keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan akan identitas, dan kerangka
orientasi.
Daftar Pustaka
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Feist, J & Gregory Feist. (2010). Teori
Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar