ANALISIS VIDEO TERAPI AVERSI (AVERSION THERAPY)
Dalam
video tersebut terapat tiga orang wanita, dimana wanita pertama merupakan anak
dari wanita ke dua, wanita kedua adalah ibu dari wanita pertama, dan wanita
ketiga merupakan seorang terapis. Wanita pertama yang berusia 16 tahun
menjelaskan bahwa ibunya adalah seorang perokok yang sudah merokok sejak lama.
Wanita tersebut mengatakan bahwa orang-orang meninggal karena kebiasaan
merokok, dan ia juga takut bahwa ibunya meninggal karena perilaku merokok sang
ibu. Wanita kedua berusia 40 tahun yang merupakan ibu dari wanita pertama
mengatatakan bahwa ia sudah melakukan perlaku merokok sejak usia 15 tahun,
sejak ia muda banyak orang yang meminta untuk berhenti melakukan perilaku
merokoknya, kemudian ia mencoba untuk berhenti merokok, tetapi tidak berhasil.
Untuk itu, ia berpikir bahwa saat inilah yang tepat untuk menghentikan perilaku
merokoknya tersebut karena menurutnya semua orang sangat khawatir kepadanya,
termasuk putrinya dan ia juga mengkhawatirkan dirinya sendiri. Ia akan
melakukan berbagai cara untuk menghentikan perilaku merokoknya dan ia harap
apapun caranya dapat berhasil menghentikan perilaku merokoknya.
Sang anak juga berharap sang ibu dapat berhasil
menghentikan perilaku merokoknya. Anak tersebut mengatakan bahwa terapis
berjanji membantunya untuk menghentikan perilaku merokok ibunya dengan
menggunakan terapi aversi yang dilakukan dengan memberikan kejutan listrik. Setelah
melaui persetujuan kedua belah pihak, maka sang terapis memulai untuk melakukan
terapi aversi kepada sang ibu yang memiliki kebiasaan merokok. Dalam
menjalankan terapi, terapis menyediakan satu batang rokok berserta korek api
dan memasangkan kabel yang berisi aliran listrik ditangan sang ibu dan terapis
juga menjelaskan terlebih dahulu bahwa ketika sang ibu mengambil rokok, maka ia
mengejutkan listrik ke tangan sang ibu melalui kabel yang telah dipasangan.
Sesi
pertama, terapis membebaskan sang ibu untuk merokok, kemudian setelah sang ibu
hendak merokok ia diberi kejutan listrik oleh terapisnya, sehingga sang ibu
kaget dan melemparkan rokok beserta korek apinya. Kemudian setelah itu
terapisnya membiarkan sang ibu untuk mengambil rokok kembali, namun berbeda
denga tadi ketika sang ibu hendak mengambil rokok, kejutan listrik sudah
diberikan, sang ibu pun merasa kaget dan kesakitan. Sang terapi terus menerus
membiarkan sang ibu untuk merokok, namun setiap ali ua hendak mengambil rokok,
ia selalu diberi kejutan listrik oleh terapi. Sehingga pada sesi terakhir sang
ibu mangatakan bahwa terapi tersebut benar-benar membantunya dan ketika sang
terapis membebaskan ia untuk merokok kembali, ia menolak untuk merokok. Setelah
proses terapi berakhir, sang ibu mengatakan bahwa ia merasa senang karena
berhasil menghentikan perilaku merokoknya, begitu pun dengan sang anak, sang
anak juga mengatakan bahw ia sangat senang karena terapinya berjalan dengan
lancar dan berhasil membuat sang ibu berhenti melakukan perilaku merokoknya,
dengan begitu dapat menyelamatkan hidup sang ibu.
Seperti
yang sudah dijelaskan dalam teori terapi aversi di atas, di mana stimulus yang
tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan
munculnya perilaku yang tidak dikehendaki kemunculannya, dalam video tersebut
dibuktikan pada saat terapi memberikan stimulus yang tidak menyenangkan, yaitu
berupa kejutan listrik bersamaan ketika klien (sang ibu) mengambil rokok
tersebut. Terapi aversion ini adalah
bentuk pengobatan psikologis di mana pasien yang terkena stimulus menjadi
sasaran beberapa bentuk ketidaknyamanan. Teknik aversi ini bisa diberikan
dengan menggunakan kejutan
listrik, atau memberikan ramuan yang membuat mual. Sebagaimana yang diperlihatkan dalam video tersebut,
dalam melakukan teknik terapi aversi, terapis menggunakan kejutan listrik dan
hasil dari proses terapi dalam video tersebut berhasil membuat klien berhenti
melakukan perilaku merokoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar