Sabtu, 15 Juli 2017

Analisis Video

ANALISIS VIDEO TERAPI AVERSI (AVERSION  THERAPY)




     Dalam video tersebut terapat tiga orang wanita, dimana wanita pertama merupakan anak dari wanita ke dua, wanita kedua adalah ibu dari wanita pertama, dan wanita ketiga merupakan seorang terapis. Wanita pertama yang berusia 16 tahun menjelaskan bahwa ibunya adalah seorang perokok yang sudah merokok sejak lama. Wanita tersebut mengatakan bahwa orang-orang meninggal karena kebiasaan merokok, dan ia juga takut bahwa ibunya meninggal karena perilaku merokok sang ibu. Wanita kedua berusia 40 tahun yang merupakan ibu dari wanita pertama mengatatakan bahwa ia sudah melakukan perlaku merokok sejak usia 15 tahun, sejak ia muda banyak orang yang meminta untuk berhenti melakukan perilaku merokoknya, kemudian ia mencoba untuk berhenti merokok, tetapi tidak berhasil. Untuk itu, ia berpikir bahwa saat inilah yang tepat untuk menghentikan perilaku merokoknya tersebut karena menurutnya semua orang sangat khawatir kepadanya, termasuk putrinya dan ia juga mengkhawatirkan dirinya sendiri. Ia akan melakukan berbagai cara untuk menghentikan perilaku merokoknya dan ia harap apapun caranya dapat berhasil menghentikan perilaku merokoknya. 
Sang anak juga berharap sang ibu dapat berhasil menghentikan perilaku merokoknya. Anak tersebut mengatakan bahwa terapis berjanji membantunya untuk menghentikan perilaku merokok ibunya dengan menggunakan terapi aversi yang dilakukan dengan memberikan kejutan listrik. Setelah melaui persetujuan kedua belah pihak, maka sang terapis memulai untuk melakukan terapi aversi kepada sang ibu yang memiliki kebiasaan merokok. Dalam menjalankan terapi, terapis menyediakan satu batang rokok berserta korek api dan memasangkan kabel yang berisi aliran listrik ditangan sang ibu dan terapis juga menjelaskan terlebih dahulu bahwa ketika sang ibu mengambil rokok, maka ia mengejutkan listrik ke tangan sang ibu melalui kabel yang telah dipasangan.
Sesi pertama, terapis membebaskan sang ibu untuk merokok, kemudian setelah sang ibu hendak merokok ia diberi kejutan listrik oleh terapisnya, sehingga sang ibu kaget dan melemparkan rokok beserta korek apinya. Kemudian setelah itu terapisnya membiarkan sang ibu untuk mengambil rokok kembali, namun berbeda denga tadi ketika sang ibu hendak mengambil rokok, kejutan listrik sudah diberikan, sang ibu pun merasa kaget dan kesakitan. Sang terapi terus menerus membiarkan sang ibu untuk merokok, namun setiap ali ua hendak mengambil rokok, ia selalu diberi kejutan listrik oleh terapi. Sehingga pada sesi terakhir sang ibu mangatakan bahwa terapi tersebut benar-benar membantunya dan ketika sang terapis membebaskan ia untuk merokok kembali, ia menolak untuk merokok. Setelah proses terapi berakhir, sang ibu mengatakan bahwa ia merasa senang karena berhasil menghentikan perilaku merokoknya, begitu pun dengan sang anak, sang anak juga mengatakan bahw ia sangat senang karena terapinya berjalan dengan lancar dan berhasil membuat sang ibu berhenti melakukan perilaku merokoknya, dengan begitu dapat menyelamatkan hidup sang ibu.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam teori terapi aversi di atas, di mana stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya perilaku yang tidak dikehendaki kemunculannya, dalam video tersebut dibuktikan pada saat terapi memberikan stimulus yang tidak menyenangkan, yaitu berupa kejutan listrik bersamaan ketika klien (sang ibu) mengambil rokok tersebut. Terapi aversion ini adalah bentuk pengobatan psikologis di mana pasien yang terkena stimulus menjadi sasaran beberapa bentuk ketidaknyamanan. Teknik aversi ini bisa diberikan dengan menggunakan kejutan listrik, atau memberikan ramuan yang membuat mual. Sebagaimana yang diperlihatkan dalam video tersebut, dalam melakukan teknik terapi aversi, terapis menggunakan kejutan listrik dan hasil dari proses terapi dalam video tersebut berhasil membuat klien berhenti melakukan perilaku merokoknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar