KEPEMIMPINAN
A.
Definisi
Kepemimpinan
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995),
kepemimpinan adalah the process of
directing and influencing the task related activities of group members.
Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota
dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Menurut Tannenbaum, Weschler, & Massarik, (1961)
kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu
atau beberapa tujuan tertentu. Menurut Rauch & Behling (1984) kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kea rah
pencapaian tujuan.
Sedangkan Yukl
(1989) mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang
dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang
lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah
kelompok atau organisasi.
Berdasarkan pengertian beberapa tokoh di atas, maka dapat disimpulkan kepemimpinan adalah individu yang memiliki
karakteristik fisik, mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada
individu lain dalam suatu kelompok sehingga individu yang bersangkutan dapat
mempengaruhi individu lain dalam kelompok tersebut untuk bertindak ke arah
pencapaian suatu tujuan.
B.
Tugas
dan Peran Pemimpin
Menurut
James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
- Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi baik orang diluar organisasi.
- Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
- Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif dan menyelesaikan masalah secara efektif.
- Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
- Manajer adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
- Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
- Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
1. Peran
hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi
Peran informal, sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran
Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber
alokasi, dan negosiator.
C.
Ciri
Kepemimpinan
Ciri-ciri
kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis memiliki 4 hal, yaitu:
a. Intelegensinya
tinggi (intellegence). Seorang pemimpin
harus memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari
bawahannya.
b. Kematangan
jiwa sosial (social maturity and breadth). Pemimpin biasanya
memiliki perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta
perhatian yang cukup besar terhadap bawahannya.
c. Motivasi
terhadap diri dan hasil (inner motivation
and achievment drives). Para pemimpin senantiasa
ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
d. Menjalin
hubungan kerja manusiawi (human relation
attides). Pemimpin harus
dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya.
D.
Tipe
– tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otokratik
Dilihat
dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang sangat
egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol
”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
- Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
- Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
- Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan adalah:
•
Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.
•
Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
•
Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
• Menggunakan pendekatan
punitif dalam hal terjaduinya penyimpangn oleh bawahan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin
paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional,
umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional
ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat
kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan,
sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama
dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang
dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang
kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas, yaitu daya tariknya yang
sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang
sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu
dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini
berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya
karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin
tidak terlalu sering intervensi.
5. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis
berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para
pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan
pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.
kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi
terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
E.
Teori
Kepemimpinan
Teori
kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau bagaimana
timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di
antaranya ialah :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini
tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa
penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis
mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make
penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders are made and not born". Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan
penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori
ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila
pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang
telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua
teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor
yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Daftar Pustaka
Muchlas, M. (1998). Perilaku organisasi, dengan studi kasus perumah sakitan, program
pendidikan pasca sarjana magister manajemen rumah sakit. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Robbins, S. (1996). Perilaku organisasi: konsep, kontroversi dan aplikasi. Jakarta: PT.
Prenhalindo.
Yukl, Gary A. (1989). Leadership in organizations. 2nd Ed. New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc.
Robbins, Stephen P. (1994). Teori organisasi: struktur, desain & aplikasi.
Jakarta: Penerbit Arcan.
Suyami. (2008). Konsep kepemimpinan Jawa dalam ajaran sastra cetha dan astha brata.
Yogyakarta: Kepel Press.
Davis,
Keith, & Jhon W. Newstrom. (2000). Perilaku
dalam organisasi, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa Agus Darma, Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar