Minggu, 25 September 2016

SDM, Organisasi, dan Kepemimpinan

A.      Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)
Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia? Berikut ini beberapa pengertian menurut para ahli.
Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Definisi ini, mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlakukan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Hasibuan (2003:244) Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Selain pengertian SDM menurut para ahli diatas, pengertian SDM juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja.
Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
”Sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan”, sebagaimana yang dikemukakan oleh David Ulrich (Mathis dan Jackson, 2002:4). Maka dari itu, Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang penting bagi setiap usaha. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan kejayaan atau kegagalan dalam persaingan (Tambunan, 2003:15).

Adapun fungsi dari Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri adalah untuk meningkatkan produktivitas (achievement performance) dalam menunjang perusahaan lebih kompetitif.

A.      Organisasi

Pengertian
Menurut ERNEST DALE: Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dariorang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Menurut CYRIL SOFFER: Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberiperan tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itudiperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapabentuk hasil.Secara umum dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sekelompok orang yangsaling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian Teori Organisasi
Teori organisasi secara umum bisa diartikan sebagai suatu pikiran yang merupakan sekelompok orang yang membagi tugas dengan cara struktur untuk mendapatkan pedoman yang ingin dicapai bersama-sama.
Teori Organisasi adalah teori yang berusaha menerangkan/meramalkan bagaimana organisasi dan orang didalamnya berperilaku dalam berbagai struktur organisasi, budaya dan lingkungan untuk mencapai tujuan.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19).  Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Defisi Organisasi menurut Teori Klasik: Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
-BIROKRASI, Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
-ADMINISTRASI, Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi.
-MANAJEMEN ILMIAH, Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi.

TEORI NEOKLASIK
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.

TEORI MODERN
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan  yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Ciri-ciri Organisasi menurut para ahli Berelson dan Steiner
1.    Formalitas, adalah ciri organisasi sosial yang merujuk pada perumusan tertulis daripada peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi dan seterusnya 
2.    Hierarki, adalah ciri organisasi yang mengacu pada pola kekuasaan dan kewenangan yang berbentuk piramida, artinya terdapat orang-orang tertentu dengan kekuasaan dan kewenangan yang tinggi dari pada orang biasa dalam organisasi tersebut. 
3.    Besar dan Kompleksnya, adalah ciri organisasi sosial yang memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal) yang biasanya disebut dengan "gejala birokrasi"
4.    Lamanya (Duration), adalah ciri organisasi dimana eksistensi organisasi lebih lama dari pada keanggotaan pada organisasi tersebut. 
Selain itu organisasi industri terdiri dari kelompok kerja yang saling berkaitan dalam satu tata tingkat. Likert (1961,1967) berpendapat bahwa organisasi dapat dipandang sebagai sistem dari kelompok yang saling berkaitan. 

A.      Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1982:83), mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut: “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”.

Menurut Goerge R. Terry (1972:458) “Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin”.

Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).


Berbagai Macam Teori Kepemimpinan
Teori-teori munculnya seseorang pemimpin adanya tiga teori, yaitu:
1.      Teori Genetis
Inti dari ajaran teori ini tersimpul dalam sebutan “leaders are born and not made”. Teori ini mengatakan bahwa seseorang akanmenjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan yang alami. Pemimpin itu tidak dibuat melainkan dilahirkan. Jadi dapat dikatakan bahwa pemimpin itu ada denganmembawa bakat-bakat memimpin yang luar biasa sejak ia dilahirkan. Dalam teori ini dikatakan bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.

2.      Teori Sosial
Inti ajaran teori sosial ini ialah bahwa “leaders are made and not born”, jadi merupakan kebalikan dari teori genetis. Teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila memang disiapkan dan diberikan pendidikan atau pengalaman yang cukup, di samping juga atas kemauannya sendiri. Teori ini mengungkapkan bahwa pemimpin itu disiapkan, di didik, dan di bentuk melalui pelatihan dan tidak begitu saja dilahirkan. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan dari diri sendiri.

3.      Teori Ekologis
Teori ini timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis danteori kejiwaan/sosial yang pada intinya berarti bahwa seseorang hanyaakan berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat kepemimpinan, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori genetis berpendapat bahwa bahwa seseorang menjadi pemimpin karena memang sudah ditaksirkan dan teori kejiwaan/sosial mengemukakan bahwa kepemimpinan itu bukan ditakdirkan, akan tetapi dibentuk oleh pengatuh lingkungan, maka teori ekologis mengakui kedua-duanya, artinya bahwa seseorang itu hanya akan bisa menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu  lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat itu kemudian diasah melalui pendidikan.

Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis memiliki 4 hal, yaitu:
a. Intelegensinya tinggi (intellegence), seorang pemimpin harus memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari bawahannya. 
b. Kematangan jiwa sosial (social maturity and breadth) Pemimpin biasanya memiliki perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta perhatian yang cukup besar terhadap bawahannya.
c. Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievment drives) Para pemimpin senantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
d. Menjalin hubungan kerja manusiawi (human relation attides) Pemimpin harus dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya.


       Berkaitan dengan teori SDM, organisasi dan kepemimpinan yang telah diuraikan diatas tidak terlepas dari sosok yang sangat berpengaruh dalam memimpin kota Bandung, yaitu Ridwan Kamil atau yang akrab disapa dengan Kang Emil. Beliau adalah salah satu orang yang telah membuat perubahan besar-besaran terhadap kota Bandung. Berkat kepemimpinannya, dapat diakatakan bahwa ia sukses dalam memimpin dan membangun kota Bandung menjadi kota yang lebih baik, maju, dan inovatif. Ia merupakan salah satu orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis yang sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Mengapa demikian? Karena untuk menjadi seorang pemimpin membutuhkan tingkat intelegensi yang  lebih tinggi dari bawahannya. Hal itu dibuktikan oleh Kang Emil yang sejak kecil bersekolah di sekolah dan perguruan tinggi favorit (ITB (Teknik Arsitektur-S1), University of California (Master of Urban Design-S2)). Selama bersekolah, beliau juga dikenal sebagi sosok yang aktif dan cerdas. Seorang pemimpin biasanya memiliki perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta perhatian yang cukup besar terhadap bawahannya, selain cerdas Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok pemimpin yang ramah yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.  Beliau juga memiliki motivasi serta rasa tanggung jawab yang besar dalam membangun kota Bandung.
     Selain menjadi seorang pemimpin, Ridwan Kamil juga aktif dalam organisasi ia terlibat dalam BCCF (Bandung Creative City Forum). BCCF adalah sebuah forum dan organisasi lintas komusikasi kreatif yang didirikan oleh berbagai komunitas kreatif di kota Bandung. Ridwan Kamil merupakan ketua pertama BCCF. Melalui BCCF, ia membangun suatu konsep kolaborasi melalui jaringan yang dinamis di antara komunitas kreatif yang ada di Bandung dan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan komunitas kreatif di kota Bandung. Melalui BCCF juga Ridwan Kamil berusaha untuk melakukan pengembangan SDM dengan memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau tenaga kerja terhadap organisasi/perusahaan dengan cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial.




Daftar Pustaka

Rahardjo, Kusdi. 2009. Teori  Organisasi Dan Administrasi. Jakarta: Salemba.
Prof . Dr. J.Winardi. 2001. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Rajawali Press.
Indrafachrudi, Soekarto dan Thalele. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Davis, Keith, & Jhon W. Newstrom, 2000. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa Agus Darma, Jakarta: Erlangga.
Munandar, Ashar sunyoto. 2001. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI –Press.
Greer, Charles R. Strategy and Human Resources: a General Managerial Perspective. New Jersey: Prentice Hall, 1995.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar