Kamis, 24 Maret 2016

Kaitan antara Kesehatan Mental dengan Aliran Humanistik & Aliran Psikoanalisis


Kesehatan mental
Ada 4 rumusan kesehatan yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat disusun mulai dari rumusan-rumusan yang khusus sampai dengan yang lebih umum, yang pertama kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose), kedua kesehatan mental adalah kemampuan untuk meyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat ia hidup. Ketiga, kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Dan keempat kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif  kebahagiaan dan kemampuan dirinya.


A.     Aliran Humanistik
            Aliran ini muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis). Aliran humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Tokoh yang berperan dalam aliran ini adalah Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya. Aliran ini memfokuskan telaah kualitas-kualitas insani. Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran humanistik juga mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut aliran Humanistik manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihan sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat adalah 1) perluasan perasaan diri, semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. 2) Hubungan diri yang hangat dengan orang lain, Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. 3) keamanan emosional, kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antarpibadi. 4) Persepsi realistis, orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. 5) Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas, Allport menakankan pentingnya pekerjaan. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu-suatu tingkat kemampuan. 6) Pemahaman diri, orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. 7) Filsafat hidup yang mempersatukan, orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang.

  • Kesehatan mental ditinjau dari aliran Humanistik

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Aliran ini juga menekankan pada aktualisasi diri, yaitu mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Aliran Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
 
B.    Aliran psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Pandangan Freud secara lengkap mengenai psikoanalisis adalah:
1. Kesadaran dan ketidaksadaran
Freud  berpendapat bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran. Selanjutnya Freud mempsunyai pandangan bahwa kepribadaian terdiri dari Id, Ego, dan Superego. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada, sehingga Freud menyebutnya sebagai prinsip kenikmatan. Ego disebut prinsip realitas  karena menyesuaikan diri dengan realitas. Sedangkan Superego merupakan prinsip moral, yaitu mengontrol perilaku dari segi moral.
2. Insting dan kecemasan
Freud menyatakan insting terdiri dari insting untuk hidup dan insting untuk mati. Insting untuk hidup mencakup lapar, haus, dan seks, ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh Freud disebut dengan libido. Sedangkan insting untuk mati seperti menyakiti diri sendiri, bunuh diri atau ditunjukan keluar merupakan bentuk agresi. Selanjutnya menurut Freud ada tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan objektif: kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya nyata. Kecemasan neurotik: kecemasan atau rasa takut  akan mendapatkan hukuman atasa keinginan yang impulsif. Kecemasan moral: kecemasan yang berkaitan dengan moral. Seseorang merasa cemas karena melanggar norma-norma moral, inilah yang disebut kecemasan moral.
Pandangan lain dari Freud  yang penting adalah tentang mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan ini bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh superego dan ego. 

  • Kesehatan mental ditinjau dari aliran Psikoanalisis

Menurut aliran Psikoanalisis, mampu dalam mengatasi tekanan dan kecemasan dari berbagai kondisi baik itu kecemasan objektif, kecemasan neurotik maupun kecemasan moral yang sebagimana telah dijelaskan sebelumnya, mampu menyeimbangkan  fungsi dari superego terhadap id dan ego, sebab superego adalah hati nurani, jadi superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian baik yang benar atau yang salah, tidak  megalami gangguan dan penyimpagan pada mentalnya, dan mampu menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan, maka seseorang tersebut dikatakan sehat secara mental. Seseorang dikatakan memiliki kesehatan mental apabila kecemasan dan kegelisahan dalam diri seseorang lenyap bila fungsi jiwa dalam dirinya seperti fikiran, perasaan, sikap, dan jiwa, pandangan, dan keyakinan hidup berjalan seiring sehingga menyababkan keharmonisan dalam dirinya.




 
Daftar Pustaka
Schultz, Duane. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: penerbit kanisius.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Rabu, 09 Maret 2016

Konsep Sehat

Sehat (Health) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis. World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia definisi sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagaiannya.  Dapat disimpulkan definisi sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya.


Terdapat beberapa dimensi mengenai konsep sehat, yaitu:
1.     Emosi
Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Manusia dikatakan sehat secara emosional jika manusia tersebut memiliki kemampuan untuk mengekspresikan emosi mereka sesuai keadaan yang sedang dialaminya, misal marah, sedih, senang, takut, dan beberapa emosi lainnya serta mampu mengendalikan emosinya sendiri dan bersifat dewasa.

2.     Intelektual
manusia yang berintelektual mampu memecahkan masalah secara sistematis, mampu berfikir kritis dan mempunyai kreasi yang tinggi.  Sehat secara intelektual jika manusia mampu untuk berfikir dalam mengolah informasi dengan baik dan memecahkan masalahyang dihadapi serta mempunyai tujuan hidup yang jelas.

3.     Fisik
Sehat secara fisik yaitu dimana tubuh tidak ada kakurangan dan kecacatan sehingga
kondisi fisiologi tubuh mampu menjalankan fungsinya dengan normal atau sebagaimana mestinya. Sehat secara fisik juga dapat dilihat dari seseorang yang mampu menjaga kesehatannya atau tidak, dengan cara menjaga pola makan sehat,, menjaga dari makanan yang buruk, serta rutin dalam berolahraga untuk menjaga kebugaran jasmaninya.

4.     Sosial
Sehat secara sosial dapat dilihat dari seseorang mempunyai kepedulian sosial terhadap sesama, seperti mampu bergaul, mudah beradaptasi, serta selalu bersikap toleransi tanpa membedakan ras, suku maupun agama sehingga mampu menjalankan hidup dengan sejahtera.

5.     Spriritual
Kesehatan spiritual dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mencapai ketenangan dan kedamaian hati. Sehat secara spriritual artinya bahwa seseorang memiliki nilai-nilai agama dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam hidupnya. Sehat secara rohani juga seseorang mempunyai fikiran yang  sehat, jernih dan baik karena dalam hati dan pikiran yang baik akan memancarkan jiwa yang sehat.



Daftar Pustaka


Dewi, K. S. 2012.  Kesehatan mental. Semarang: UPT UNDIP Press Semarang.