Rabu, 18 Maret 2015

Psikologi Umum - Persepsi

 
1. Proses terjadinya sensasi-persepsi 


     Tahap pertama yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera merupakan proses alamiah atau proses fisik. Setiap perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada suatu organisme adalah stimulus, contohnya ketika intensitas cahaya matahari menjadi tinggi, aperture mata menjadi kecil.  Objek menimbulkan stimulus, stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Ambang batas, ambang batas terbagi menjadi dua, yaitu kuat dan lemah. Cotoh dari ambang batas kuat adalah ketika dalam proses belajar dalam kondisi yang kedap udara kemuadian seorang guru yang menjelaskan materi dengan suara yang keras atau teriak disitu kita merasakan ambang batas yang kuat, sedangkan ambang batas yang lemah apabila kita berada pada gedung lantai 2 dan kemudian kita tidak bisa mendengarkan secara jelas apa yang dibicarakan orang-orang yang berada dilantai 1, itulah ambang batas dalam batas lemah. Kemudian ada Panca indera. Panca indera sangat berperan dalam proses terjadinya persepsi, melalui alat indera kita menjadi lebih jelas menangkap sesuatu untuk dapat dipersepsikan dengan baik. Dari penca indera tersebut menimbulkan sebuah sensasi. Sensasi merupakan deteksi energy fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik. Sensasi terjadi ketika dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indera. Dari sensasi terdapat pula proses-proses yang mempengaruhi persepsi,  proses tersebut dikirim ke otak dan menghasilkan sebuah persepsi. Persepsi adalah pengorganisasian dan penginterpretasian stimulus yang di indera sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan respons yang terintegrasi dalam diri individu. Persepsi juga dapat diartikan sebagai sebuah mengenali objek atau peristiwa yang terjadi pada individu setelah mendapat sitimulus melalui penginderaan.

2. Faktor-faktor pada Persepsi
·      Faktor Internal

1.     Alat indera, Syaraf dan Pusat Susunan Syaraf
Alat indera atau reseptor berfungsi untuk menerima stimulus. Sedangkan syaraf sensori berperan dalam meneruskan stimulus yang diterima reseptor, ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Supaya terjadi respons diperlukan syaraf motorik.

2.     Perhatian
Agar terjadi proses persepsi diperlukan perhatian, yaitu proses atau tahap pertama sebagai persiapan mengadakan persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada suatu atau sekumpulan objek.

·      Faktor Eksternal

1.   Objek yang  dipersepsi
Persepsi mengandaikan adanya objek yang dipersepsi. Objek ini menimbulkan stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor. Walaupun sebagian besar stimulus itu dating dari luar, ada juga stimulus yang dating dari dalam individu yang memersepsi.

3.     Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu
Nilai-nilai dan kebutuhan individu sangat mempengaruhi proses persepsi. Seorang seniman akan berbeda dalam pengamatan dibandingkan dengan orang yang bukan seniman. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan miskin melihat koin (mata uang logam) lebih besar daripada anak-anak orang kaya.

3. Proses Perubahan Sensasi menjadi Persepsi

1)   Stimulus --->  cahaya, suara, suhu
2)   Transductive ---> sinyal listrik ---> impuls syaraf
3)   Brain: Primary Area ---> impuls syaraf menjadi sensasi
4) Brain: Association area ---> sensasi diubah menjadi image yang bermakna (persepsi)
5) Personalized Perception : pengalaman, lingkungan, emosi, ingatan-ingatan personal akan menambah persepsi kita.
Oleh karena itu persepsi bisa tidak mencerminkan stimulus aslinya. Persepsi dapat bias, berubah, atau terdistorsi.




Observasi Bakat



Rizka Amaria Dwi Putri yang biasa dipanggil Rizka yang tak lain adalah saudara saya, lahir pada tanggal 7 April pada tahun 2000. Ia memiliki beberapa bakat dalam bidang kesenian seperti menari dan menggambar. Bakatnya sudah terlihat sejak kecil. Sejak kecil iya gemar menari dan menggambar, ketika ia berada di Taman Kanak-kanak ia mengikuti berbagai lomba dan alhasil sejumlah penghargaan pun sering kali ia dapatkan, yaitu juara 2 lomba menggambar, juara 2 lomba menari, dan juara 2 lomba peragaan busana daerah. Namun, bakat tidak harus selalu tentang keahlian didalam bidang seni atau dalam bidang non akademik lainnya. Bakat juga dapat berupa kemampuan dalam bidang akademik. Selain memiliki bakat dalam bidang seni, ia juga mempunyai bakat dalam bidang akademik. Di usia yang masih muda, ia sudah memiliki banyak prestasi dalam bidang akademik seperti Peringkat 1 saat berasa di bangku kelas 6 SD, dinobatkan menjadi Peringkat 1 siswa/siswi berprestasi setingkat sekolah dasar, bahkan sampai saat ini ia selalu menjadi juara umum dibangku SMP.

Selasa, 17 Maret 2015

Pendidikan di Indonesia

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi semua orang. Di Indonesia pendidikan juga sudah diperhatikan sejak dahulu oleh pemerintah, contohnya adalah program wajib belajar 9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang hingga kualitas para peserta didiknya. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia juga menjadi salah satu kendala dalam mutu pendidikan. Kurikulum yang terlalu banyak dan padat dapat menjadikan peserta didiknya merasa tertekan dalam berlajar sehingga mereka tidak merasa nyaman dalam belajar dan mengakibatkan turunnya mutu pendidikan.

Dilihat dari segi kualitas peserta didik yang kian hari semakin berkurang, terutama remaja masa kini, bahkan bukan hanya remaja saja tingkat yang berada dibawahnya juga serupa. Banyak dari mereka yang mengebelakangkan moral dan budi pekerti. Padahal moral yang baik dapat mencerminkan kepribadian bangsanya. Mereka meninggalkan tugasnya, yaitu belajar demi mementingkan dan mengutamakan tren masa kini. Memiliki kemampuan intelektual memang sangatlah penting tetapi tanpa diimbangi dengan bermoral dan berbudi pekerti yang baik semuanya menjadi sia-sia.

Pendidikan itu sendiri adalah sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dan saling berhubungan dengan psikologi. Pengetahuan tentang psikologis diperlukan oleh dunia pendidikan karena didalam dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, daya pikir, dan inteligensi yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya.

Selasa, 10 Maret 2015

Pentinya Bakat dan Pengalaman


Sebelum kita membahas secara luas, pertama-tama apakah yang dimaksud dengan bakat? Mungkin sebagian orang kurang memahami pengertian bakat. Ada beberapa definisi dari para ahli, menurut S.C. Utami Munandar (1985) Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud, menurut Kartini Kartono (1979) mengatakan bahwa bakat mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupannya yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan, dan keterampilan khusus tertentu. Bakat bersifat laten potensial (dalam arti dapat mekar berkembang), dan menurut William B.Michael bakat adalah kemampuan individu melakukan tugas, sedikit atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan dasar yang ada didalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Sedangkan pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dsb) baik yang sudah lama atau baru saja terjadi.
Setiap orang pasti memiliki bakat dalam suatu bidang tertentu. Bakat dapat kita ketahui mulai dari usia dini. Bakat atau potensi anak dapat terlihat sejak dini apabila kita mampu untuk menggali potensi tersebut mulai dari anak memasuki Taman Kanak-kanak. Jika dalam masa tersebut tidak dikembangkan secara optimal maka potensi yang dimiliki anak menjadi lambat dan sulit untuk dikembangkan.  Dengan mengetahui bakat kita sejak dini, kita dapat dengan mudah mengambil keputusan-keputusan penting bagi masa depan kita. 
Bagi sebagian orang yang sudah mengetahui bakatnya memang  mudah untuk menentukan tujuan hidupnya. Lalu, bagaimana dengan seseorang yang belum mengetahui bakatnya? Mungkin ada beberapa orang yang belum atau ragu akan bakat yang ia miliki. Pertama-tama kita harus menemukan minat. Mudah aja, caranya lakukanlah hal-hal yang kalian sukai. Dari berbagai kegiatan yang kalian lakukan sesuai dengan minat, kalian perlahan dapat menemukan bakat yang kalian miliki. Kalau kalian belum menemkan bakat kalian, berarti kalian masih kurang berusaha tuntuk menemukannya.  Untuk itu kenalilah bakat yang kalian punya karena dengan mengetahui bakat dalam diri kalian, kalian lebih mudah untuk menentukan tujuan hidup dan masa depan kalian lebih terarah. Begitu juga dengan pengalaman, kita dapat belajar dari sebuah pengalaman. Pengalaman menjadikan kita menjadi lebih baik. Dengan demikian, jadikanlah pengalaman sebagai proses pembelajaran.